Wednesday, October 7, 2009

Cincinku... (Catatan kecilku, 29 Agustus 2009)

29 Agustus 2009,

Berawal dari cincin. Hilang dan semuanya hilang. Entah, karena kecerobohanku. Yah, aku ceroboh bahkan sempat aku hampir terjatuh dari kereta tadi pagi saat cincin itu terlepas dari jemari tanganku.

Bukannya aku berlebihan, tapi ini kenyataan. Benda tak bertuah itu menurutku bertuah. Aku juga yakin, pemiliknya hanya aku dan dia. Cincin yang sengaja aku buat sendiri atas bantuan ayahanda temanku, pak mursid. Telah aku ukir namanya dibalik perak kecil yang seharusnya aku jaga, dan seharusnya benda itu ada di jemariku sekarang.

Ketika aku harus mengulum rindu, ketika aku bermimpi, membayangkan dirinya. Hanya cincin itu yang tau, keluh kesahku, cintaku, semuanya bahkan malam indah yang dulu membuatku muak meskipun indah.

Cincinku..... tiga belasku..... kemana dirimu................ seharusnya kubiarkan saja kau mendekam indah diantara jejalan isi lemariku yang berantakan. Tak usah aku membawamu kesana kemari apalagi keperaduanku yang baru. Aku menyesal tak bisa menjaga dirimu. Yah, aku tau aku menyesal dan memang hanya itu bekas dan kenang-kenangan masa-masa ambigu antara aku dan dia.

Kemarin terakhir atas pertemuan yang tidak tersengajakan, aku bisa jelas melihat cincin itu di jemarinya. Hingga pun aku menyunggingkan senyum ”masih kau pakai juga.” ah, aku gila, gila akan semuanya. Cincin, dia, dan semuanya. Apalagi sekarang, ketika cinta tak tersampaikan, aku mulai muak. Muak dan muak.

Dulu diary yang kubakar, kemarin cincin, sekarang wanitaku, putri kecilku, adindaku dan semoga esok bukan engkau yang mulai pergi. Cukuplah aku disini melihat tingkah polahmu dari jauh. Jangan pernah pergi, jangan. Dan jangan marah jika aku mengatakan, cincinku hilang, aku ceroboh. Jangan.

0 comments: