Sunday, April 18, 2010

Sepeda dan Belanda



Jika anda berkesempatan berkunjung ke Negeri Belanda, mungkin hal yang pertama anda lihat selain kanal dan kincir angin adalah kondisi jalanan Belanda yang ramai dengan para pengguna sepeda. Jangan heran, ada sekitar 16 juta sepeda di Belanda, jumlah yang hampir sama dengan dengan jumlah penduduknya.


Terlepas dari keprofesian dan jabatannya, satu dari setiap punduduk Belanda memiliki sepeda. Pekerja bawahan sampai kantoran juga pemerintahan semuanya bersepeda. Mereka mengayuh pedalnya setiap pagi untuk pergi ke kantor, sekolah juga pasar. Bisa di bayangkan, rata-rata orang Belanda mengayuh sepeda sejauh 40 Km pulang-pergi. Lumayan juga bukan?

http://farm1.static.flickr.com/189/459555893_1c4a33130c.jpg

Bersepeda adalah pilihan yang murah dan mudah bagi warganya. Memilih menggunakan bus dan trem maupun kereta api adalah tidak murah, begitu juga mengendarai mobil yang tentunya lebih mahal. Kecuali jika jarak tempuh cukup jauh atau cuaca yang tidak mendukung. Dan lagi, pilihan menggunakan bus dan trem adalah daya jangkaunya yang tidak bisa menjangkau jalanan kecil yang hanya bisa di jangkau dengan bersepeda atau berjalan kaki.


Selain murah dan mudah, bersepeda adalah suatu kegiatan bertransportasi yang menyehatkan dan ramah lingkungan. Mengayuh sepeda sambil menikmati udara segar Belanda, hal ini lebih menyehatkan dari pada duduk di kursi bus atau trem setiap hari tanpa melakukan gerakan mengayuh. Selain kendaraan bermotor juga mencemari lingkungan karena asap yang dikeluarkan menyebabkan polusi. Dengan sepeda, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Sepeda adalah model alat transportasi yang tidak membutuhkan bahan bakar dan tidak rentan dengan naik turunnya harga minyak bumi di dunia dan pastinya ramah lingkungan.

Peran serta pemerintah akan penduduknya yang gemar bersepeda ditunjukkan dengan membangun jalur khusus bagi pengguna sepeda. Seperti jalur Buss Way di Jakarta, kendaraan selain sepeda tidak boleh melintas di jalur ini. Kenyaman dan keselamatan bersepeda pun diperhatikan dengan memasang rambu-rambu dan lampu lalu lintas. Perlu diketahui juga, pelanggaran lalu lintas bersepeda di Belanda akan dikenakan sangsi yang serius.


Itulah Belanda, suatu kebiasaan dan kepedulian yang patut dicontoh. Bersepeda adalah suatu bentuk inovasi Negeri Oranje yang sudah mendarah daging. Inovasi yang memberi pelajaran tentang penghematan, menyehatkan dan tak terpengaruh dengan naiknnya harga minyak dunia. Dan yang terpenting lagi, bersepeda dapat mengurangi gas emisi yang saat ini digembar-gemborkan sebagai penyebab Global Warming.


Reference :

Negeri Van oranje

Buku Panduan Studi di Belanda



16 comments:

Anonymous said...

wo wo... bike to school ya...
which one is better, bike to school on on foot to school..

Ridwan said...

Really?? coba kalo negara kita bisa pake sepaeda jua!! pasti deh yakin ga akan sampai banyak polusi n yang laennya jua!!

tapi di negara kta cuma ada satu hambatan yaitu rasa "GENGSI"...

coba aja Anda perhatikan!!

deka said...

andai di indonesia sadar seperi di Belanda...

Riananta said...

aku pernah berpikir, betapa indahnya jalan jakarta tanpa macet,,, tanpa poluisi....

ngupingers said...

ooooo asyik asyik ya bersepdeda...

Admin said...

@ all : aku juga berpikir begitu...

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

emmmmmmmmm.............
jadi malu baca postingan ini.....kenapa...????/
indonesia yg katanya jadi negara hijau karena hutannya tapi salah satu kota terbesar yaitu Jakarta termasuk 5 besar kota terpolusi di indonesia......
sekarang dari anak sekolah sampai yang tua-tua udah banyak yg mengatakan udah gak jamannya lagi naik sepeda......
uhhhhh menyedihkan.....bajunya masih SD dan SMP bawaannya sepeda motor cui.....
hebat...hebat....
hanya karena JAIM, GENGSI ect.....gak peduli lagi dech dengan kesehatan....
well....klu kita hanya berandai-andai saja gak bakalan bisa terwujud....memulai dari diri kita sendiri.....

hooxen said...

oyi nice idea_____pi sulit tuk di terapkan di indonesia dah mndarah daging che masakah korupsine_________gengsi di gedhe2in____________capek dhe___________

admin said...

yuk kita bersepeda....

winwin said...

perlu digalakkan tuh di indo..kan udah dimulai kayak Bike to work itu, kalo makin banyak makin sip dah..hehe..
*jadi inget dosenku yang baru pulang dari belanda, kisahnya juga tentang berjuta2 sepeda itu..:)

-ditunggu komennya di blog winwin juga yak, siapa tau bisa ke belanda bareng..amin..:)

DONdikr said...

Sip...
Keren...
di Indonesia masih lamalah itu...
orang kita masih baru menikmati kesejahteraan. Sayang donk kalok musti naik speda lagi. Lah wong baru 65 tahun merdeka dan da biasa dengan jalan kaki n sepeda ontel. Masak sekarang kita musti jalan kaki n ngontel lagi sih. Kan Nuklir melimpah. Maafaatin ja. Siapa tau... :D

Anonymous said...

Hidup Ini akan Indah jika Semua Orang di Muka Dunia ini bisa berpikir kecil tapi membawa dampak Positif yang sangat besar sekali bagi Kehidupan kita dimasa mendatang, contohnya dengan Bersepeda seperti ini.............
Hufh.......
Semoga......

Anonymous said...

setiap saya menyelesaikan studi (kayak sering aja), saya pasti meninggalkan minimal satu sepeda. Di Belanda, Bandung, Jogja, ada signature sepeda ex saya belong to mbuh siapa sekarang. Jadi, sebenarnya hingga beberapa tahun y.l. sepeda masih punya tempat yg terhormat di kalangan pelajar2 di berbagai kota di indonesia.

Last week, saat sedang refuelling, berhentilah sedan sport 2 pintu seharga ngga kurang dari 1,7 milyar IDR di samping saya. Sambil meringis membayangkan kenapa sampai hari ini saya belum cukup nabung buat beli mobil itu, saya membayangkan pengemudinya kira2 adalah orang keren kayak saya.

Dan dugaan saya salah.

Ternyata pengemudinya adalah gadis kecil berseragam putih abu2 alias masih SMA. Karena hari itu bukan weekend, dan dia berseragam sekolah, jadi bisa ditebak si gadis ini mengendarai mobil itu ke sekolah.

Pikiran langsung melayang ke belakang (hush). Dulu, di sekolah saya, jangan harap ada yg bisa selamat kalau ketahuan bawa mobil ke sekolah. Minimal 4 ban akan kempes sekempes-kempesnya hingga untuk sekedar menambah angin harus memerah peluh melepas ban-ban itu sebelum menggotongnya ke tukang ban terdekat yg jaraknya 100 meter dari sekolah. Walhasil, tak ada yg namanya show off walau denger-denger banyak di antara teman2 saya yg sebetulnya anak orang 'berpunya'.

Well, jaman berganti, values berubah. Saat catwalk mobil mewah adalah tontonan mayoritas hingga seolah berubah jadi benchmark sosial jgn bermimpi sepeda mampu kembali mencuri hati...

groetjes

Andika Hendra Mustaqim said...

di kampungku di pemalang, orang-orang banyak pake sepeda hehehehe. bukan cuma di Belanda, hehehe. Belanda memang TOP.
aku juga buat artikel buat kompetiblog, coba komen dan cek juga....thanks...
http://andikahendramustaqim.blogspot.com/2010/04/inovasi-belanda-tak-terpisahkan-dari.html
http://andikahendramustaqim.blogspot.com/2010/04/belajar-inovasi-dari-di-belanda.html

Anonymous said...

40 km bulak-balik? Hihi saya langsung langsing dong!