Thursday, January 1, 2009

BELANDA DAN SEPEDA


Belanda dan Sepeda


Bila anda berkunjung ke negeri kincir angin, anda tak usah heran jika banyak pengendara sepeda di jalan-jalan utama desa bahkan kota. Sepeda disini sudah menjadi alat transportasi utama disamping alat transportasi bermesin. Minat yang tinggi, murah, tidak mencemari lingkungan dan menyehatkan itulah yang mendasari mereka memilih menggunakan sepeda dari pada mobil BMW yang mahal.

Di pelataran parkir stasiun kereta api, restoran, sekolah dan universitas hingga di kantor pemerintahan pun kita bias melihat sepeda-sepeda terparkir rapi. Hal itu membuktikan bahwa sepeda masih menjadi transportasi yang popular dan tidak ada pembedaan kalangan untuk menggunakan model transportasi menyehatkan ini di Belanda.

Jalur-jalur khusus juga disediakan sendiri di Nederland. Jalannya berwarna merah, ada papan berwarna biru serta gambar sepeda ditengahnya. Kendaraan selain sepeda tidak boleh melintas di jalur merah tersebut. Kendala jika harus menyeberang dengan jalur kendaraan non sepeda biasanya dibuatkan jembatan atau terowongan. Ini membuat pengendara merasa aman dan nyaman bersepeda dan tak perlu khawatir lagi terjadi kecelakaan yang fatal.

Tetapi di Indonesia, hanya masyarakat pedesaan yang masih suka menggunakan sepeda meski keberadaan sepeda bermesinsudah mulai menghipnotis masyarakat desa. Kebanyakan masyarakat sekarang merasa gengsi naik sepeda. Mereka lebih memilih sepeda motor bahkan mobil hanya untukpergi ke pasar yang jaraknya dekat dengan rumah.

Andai masyarakat Indonesia bisa berbuat seperti masyarakat Belanda, pencemaran udara dapat ditekan, kemacetan dapat diminimalkan. Ini menyehatkan dan yang terpenting ngirit BBM yang menjadi bulan-bulanan Negara. Mungkin kita perlu mencontoh Negara bekas penjajah kita itu. Mulai sekarang mari bersepeda. Kita bisa mulai jika hendak pergi kekantor, ke sekolah, ke pasar, dan tempat-tempat terjangkau dengan lebih murah dan menyehatkan.

Pernah dimuat di citizen journalism SURYA Selasa, 26/02/2008

gambar diambil dari : www.ranesi.nl

0 comments: