Sunday, April 19, 2009

LuThFi Mau Ke EROPA...

www.utrecht.nl

ah.... bosen hidup kayak gini terus, pengennya pengen yang enak-enak, nyantai di pantai, ngeliatin bule-bule telanjang. woww......... seratus persen deh ajib...

dua hari ni idup gue, gue abisin jadi penunggu
21-H. bolak balik kamar temen, udah kayak undur-undur. untung ada "Negeri Van Oranje ( NvO )" (sekalian bantuin promosi nih mas wahyu..) jadi tenang deh idup ane. pagi lalu siang, si Lutpi teteup ajah, narcisus bin najis modal telanjang dada muter-muter kayaak model eLek Men (hiks..hiks.. soryyy lut, nggak segitunya kok) kelaperan kayaknya. masuk kamar, ngehayal yang ngak-enggak.

",.....,......,......"
"kita harus bisa, Rip." sok indonesia gitu, meski logatnya madura bangetz...

gue menaikkan alis, senyum memandang anak manusia aneh ini, rambutnya acak-acakan, ngakunya kayak aldi taher, huek.... aldi toher kalik. (nggak kok, emang bener, aldi taher banget deh...)

"semester depan kita cuti, dua tahun cukup buat kita ke Eropa, ngerasaain kuliah di Belanda!" wuih.............. mimpi apa gue semalem. pengaruh gue ingin melancong ke sono, ternyata mampu ngaruh di otaknya, bagai syndrom menular pembangkit keinginan. ya iya lah, Rifki gitu lohhhhhhh, siapa seh yang nggak bakalan terpengaruh sama Rifki???? udah keren, cakep, kere lagi... jaahahaahaha
, alstublif..

ternyata seabrek koleksi brosur super bagus dari universitas ternama di belanda yang gua kumpulin pas dateng ke acara pameran Holland educatiaon fair di surabaya maren udah memenuhi sebagian otaknya. gile cong... aku salut................. anak pelosok sumenep bisa se optimis itu.

"jangan gila dong pi, semester depan?"
"harus!" katanya angkuh. menarik, aku membenahi posisi ku, aku tutup NvO ku, pembicaraan yang mengesankan.
"sebelum kita kesana nih, kita kudu tau bahasa dan budayanya. so, setahun dua tahun, kita habiskan waktu kita disana, short course gitu, ya, kalo comfort sama buget, kita lanjutin aja, ato, kita cari kerja dulu."
emangnya semudah itu???? nih anak katanya bakal jadi calon Bachelor of Accounting from State University of Trunojoyo tapi...
"dapet dari mana duit nya cong?? araje!! (sejenis pekerjaan pelipat uang gitu, nah yang nih, lipatnya nggak di jadiin keci, tapi lipatnya harus jadi besar, nah loh, bingng kan!") aku melempar NvO ku, berdiri put my shirt on.
Lutfi mengambil alih buku bersampul orange itu, buku yang malah menambah labirin jiwa untuk dapat menginjakkan kakiku ke negeri yang bernama EROPA!!!!
"enggak! harus halal Rip! aku nggak mau kalo nggak halal," katanya teguh, "kita hanya butuh keajaiban," ya iya lah, hanya keajaiban yang bisa merubah segalanya. intinya uang - uang dan uang. aku nggak mau lagi di sangka GEMBEL pas waktu aku dateng di salah satu stan pameran pendidikan Aussy, cuman gara-gara penampilannku layaknya orang tak berduit. bayangin aja yah, semuanya singkek, atau kalo nggak gitu, datang sama papa-mama nya, kayak anak manja gitu deh. tapi emang bener, muka-muka kita muka gembel kalik yah. jadi ciut nih Lut mau ke Eropanya. apa bisa yah????

aku berpikir sejenak, ke ajaiban? apa yah? ehm,,,, ikut kuis kali Lut..
"kita hanya menunggu satu pintu itu terbuka, nah kalo itu udah kebuka, kita mudah untuk meraih ke inginan kita, so, kita kudu cuti semester depan." katanya optimis, sambil membolak-balik NvO.

"iya seh, tapi...." pikiranku kemana-mana, keajaiban? pintu kebuka?
"yakin?" tanyaku lagi.
"harus!" ini nih yang nggak dipunya orang lain, angkuh perawakannya. Lutfi, Lutfi, semoga allah mengizinkan kau ke Eropa. eh enggak ding, Kita Lut, bukan kau saja yang berangkat, KITA!!!! lo berangkat aku ikut, wajib. kalo aku yang berangkat, jangan ikut dulu deh, misi beda soalnya... jahahaha...

"katanya mau nulis novel, mungkin itu Lut jalannya, tapi,,, butuh berapa karya yah??" yep Novel, pengen banget aku bisa nerbitin semua inspirasiku menjadi satu kesatuan yang eksotik, mungkin ini pintu kita cong.
Lutfi menaikkan sebelah alisnya, mungkin sedang berpikir atau memikirkan.

“katanya harus berani bermimipi, gak pengen kamu seperti ikal?” siah, nih anak.

“cong, nggak gampang, ini bukan semudah membalik telapak tangan.” Aku membuka pintu kamarku, bergegas menuju dapur, aku lupa aku belum nanak nasi.

Lutfi mengikutiku ke dapur. Berdiri disampingku sembari aku dipantri membersihkan beras. Toriq keluar dari kamar mandi, rambutnya basah berkaus oblong. Entahlah, mungkin ini pengaruh wanita yang dibawanya masuk kedalam kamarnya. Oh migod, jauhkanlah aku dari prasangka buruk, tega nian aku berpikiran seperti itu sama temanku sendiri.

“Rip Rip, liat Toriq, rambutnya basah.” Gumam Lutfi.

Nggak ini Cuma prasangka, ini hanya hipotesa sementara. Aku hanya menyunggingkan senyum. “kenapa?”

Lutfi tersenyum, untung nggak terlalu lebar, nah loh apa sangkut pautnya tersenyum lebar sama nggak tersenyum. Matanya sedikit memberi isyarat.

Aku mematikan kran air, beras sudah siap tanak, masuk rice cooker andalanku, blup. Masak deh.

“gimana Rip?”

“apanya?”

“semester depan?”

“mbekna taoh, engak cek-cek ngontallah duggen! (kamu tau, kayak cicak mau makan kelapa)” bukannya aku pesimis tapi, semester depan itu tinggal beberapa bulan lagi, jangan gila dong…. Aku berbalik arah keruang santai didepan TV, sori Lut, untuk sementara topic kita dipending dulu.

Di depan TV konser dimulai. Dani, Toriq ikut nimbrung aku, gila-gilaan ikutan Wali Nyanyi Cari Jodoh. Suara emas mereka selayaknya patut untuk dijual, apa lagi suaraku, yang telah diakui kampus dan menjadikan diriku sebagai salah satu anggota UKM ter-Keren di TRUNOJOYO. Bisa juga kelak, jikalau aku di EROPA aku jadi penyanyi, trus Lutfi managernya. Ehm… ide yang mengagumkan aku piker.

“Tak iyeh Lut”


0 comments: